Rabu, 02 Februari 2011

kesepian.....

tersesatkan didalam permainan hidup yang sesungguhnya adalah khayalan belaka, susah, senang, suka, dan duka, itu hanyalah sebuah proses lumrahnya hidup di alam fana ini, tetapi terkadang kita menganggap semua itu adalah hukuman yang tampak nyata dan terasa, itu karena kita terlalu memandang segala sesuatunya dengan logika bukan dengan hati.

gerbang yang paling luas tanpa sadar sebenarnya sudah ada pada diri kita, tetapi terkadang kita merasa dunia ini sangat sempit, kita merasa selalu kesepian ditengah-tengah ramainya jiwa yang selalu mengelilingi diri kita, terbuatkan dari perseteruan antara perasaan dengan logika sehingga tak terkendali, apa yang kita rasakan terkadang bertentangan dengan hati nurani.

kesepian hanya perasaan, tetapi hati kita sebenarnya sangat banyak teman, teman dari jiwa-jiwa yang tenang yang selalu menghampiri kita, berbicara, mengobrol dengan kita. kesepian.....kesepian....kesepian..... janganlah engkau datang sebagai sosok wujud yang bermain dengan perasaan, hati..... hanya hati....... hanya hati....... yang mempunyai banyak teman dari jiwa-jiwa yang tenang.

Selasa, 01 Februari 2011

Tertatih di Pelataran Hidup

Pelajaran apa yang kita dapat????
setelah sekian lama kita berpijak di bumi yang luas dan indah ini, banyak terlintas didalam pikiran, tetapi jarang menggunakan hati dan perasaan, terkadang kita merasa puas dengan apa yang sudah ada dan dengan apa yang telah kita raih, sebenarnya kita masih berjalan ditempat tanpa kita sadari akan hal itu.

sekilas anggapan kita melihat dan merasa bahwa dunia sudah semakin maju dan berkembang, mari kita kaji ulang akan hal itu, cobalah memandang dengan hati, hakikat dari era kemajuan ini adalah peradaban yang semakin mundur dan pada akhirnya akan kembali kepada pola primitisme.

Terkadang jika kita berjalan menelusuri jalur hidup ini, kita akan menjumpai gambaran dari beragam wajah dan keadaan, tetapi tidak sedikit yang menunjukkan keletihan dalam menghadapi hidup ini, merasa terbebani dengan apa yang ada, merasa tersakiti dengan susana, pada akhirnya hanya bisa menyerah pada keadaan dan waktu, tersandarkan badai situasi ekonomi yang tak henti menerjang bahtera kehidupan ini.

sudah....sudahlah, cukupkanlah hatimu dengan apa yang sudah ada, cukupkanlah dirimu dengan apa yang sudah dirasa, syukuri dengan hati, niscaya segala badai bahtera hidup terelakkan dengan sendirinya, pasrahlah kepada Yang Maha Kuasa.

kepada Para Pemimpin yang sudah tercukupkan dengan hasil keringat-keringat kaum dhuafa, semoga tersadarkan dengan keadaan yang sebelum terlaknatkan akan terazzabkan oleh kekuasaan yang tertinggi dan Maha diatas segala-galanya, antara kenistaan dengan kedukaan............................

tertatih di pelataran hidup, ........................ hanya inilah sebutan dan gambara yang bisa tersebutkan bagi saudra-saudra ku para kaum dhuafa, bersabarlah dengan hati dan nikmati seakan itu semua adalha Rahmat dari Yang Maha Kuasa.